Primadona Vs Pembuat Onar
Chapter 2 : Kehadiran Agam
Pagi itu, suasana kelas 2-3 yang semula penuh dengan keceriaan mendadak berubah ketika pintu kelas terbuka dengan keras. Agam, seorang siswa yang terkenal suka berbuat onar, melangkah masuk bersama teman-teman segengnya. Mereka masuk dengan gaya yang angkuh, seolah-olah kelas tersebut adalah milik mereka.
Agam, dengan rambut acak-acakan dan seragam yang tidak pernah rapi, menyeringai melihat teman-teman sekelas yang langsung terdiam ketika melihat kedatangannya. Matanya yang tajam memindai ruangan, mencari-cari mangsa untuk dijadikan korban hari itu. Di belakangnya, teman-teman segengnya mengikuti dengan tawa cengengesan, siap mendukung setiap aksi yang dilakukan Agam.
"Hai, kelas! Siapa yang merindukan kehadiranku?" seru Agam dengan nada mengejek.
Tanpa menunggu jawaban, Agam langsung menuju ke meja belakang, tempat di mana Andi, seorang siswa pendiam, sedang duduk membaca buku. Agam dengan kasar menarik buku dari tangan Andi dan melemparkannya ke lantai.
"Kenapa kamu selalu baca buku? Bosan sekali hidupmu!" kata Agam sambil mendorong bahu Andi.
Andi hanya bisa menunduk, tidak berani melawan. Teman-teman sekelas lainnya hanya bisa melihat kejadian tersebut dengan perasaan cemas, takut menjadi korban berikutnya. Dewi, yang duduk di dekat jendela, memperhatikan dengan wajah yang tampak gelisah. Dia tahu bahwa Agam tidak akan berhenti sampai ada yang menghentikannya.
Agam kemudian melangkah ke depan kelas, meraih kapur dari meja guru, dan mulai mencoret-coret papan tulis dengan gambar-gambar yang tidak senonoh dan kata-kata kasar. Teman-teman segengnya tertawa terbahak-bahak, mendukung aksi vandalisme tersebut.
"Dewi, kamu pikir kamu paling pintar di sini?" Agam menatap Dewi dengan tatapan meremehkan. "Kamu tahu, tidak ada gunanya jadi pintar kalau kamu tidak bisa menikmati hidup."
Dewi menatap Agam dengan tegas. Meskipun takut, dia tidak ingin menunjukkan kelemahan di depan Agam dan teman-temannya. "Agam, berhentilah berbuat onar. Kita di sini untuk belajar, bukan untuk merusak."
Namun, Agam hanya tertawa keras mendengar peringatan Dewi. "Kamu pikir bisa mengaturku, Dewi? Tidak ada yang bisa mengaturku di sini."
Suasana kelas semakin tegang. Tidak ada yang berani melawan Agam, karena mereka tahu betapa brutalnya dia ketika marah. Dia terkenal suka membully teman-temannya, sering mencontek saat ulangan, dan merebut barang-barang milik teman sekelasnya tanpa izin. Semua itu membuatnya ditakuti dan dihindari oleh banyak orang.
Ketika bel masuk berbunyi, tanda bahwa guru akan segera datang, Agam akhirnya berhenti berbuat ricuh dan duduk di kursinya dengan sikap acuh tak acuh. Kelas 2-3 menarik napas lega, tetapi mereka tahu bahwa ini belum berakhir. Kehadiran Agam selalu menjadi ancaman, dan mereka harus selalu waspada setiap saat.
Di dalam hatinya, Dewi merasa ada tekad yang tumbuh. Dia tidak bisa membiarkan Agam terus-menerus meneror teman-temannya. Dia harus mencari cara untuk menghadapinya, meskipun itu berarti menghadapi risiko besar. Dewi tahu bahwa untuk mengalahkan ketidakadilan, dibutuhkan keberanian yang luar biasa.
Namun, bagaimana cara Dewi menghadapi Agam? Apakah dia akan berhasil mengembalikan ketenangan di kelas 2-3? Semua itu masih menjadi pertanyaan yang menggantung di benak Dewi
Primadona Vs Pembuat Onar
Dewi, seorang siswi teladan yang dikenal sebagai primadona di sekolah, memulai tahun ajaran barunya dengan penuh semangat. Di balik senyum cerianya, Dewi menyimpan kekhawatiran akan tantangan yang mungkin akan ia hadapi. Segalanya berubah ketika Agam, siswa baru yang terkenal nakal dan pemberontak, masuk ke kelasnya. Kehadiran Agam membawa warna baru dalam kehidupan Dewi yang teratur, menguji kesabarannya, dan perlahan-lahan mengungkap sisi lain dari dirinya yang selama ini tersembunyi. Novel ini menggali konflik batin antara kebaikan dan pemberontakan, serta bagaimana pertemuan antara dua karakter yang bertolak belakang ini mengubah perspektif mereka tentang sekolah, persahabatan, dan kehidupan.
read morePertemanan di Sekolah
Di balik dinding sekolah yang terlihat tenang, kisah persahabatan Elanie dan teman-temannya penuh dengan warna dan dinamika yang memikat. Elanie, seorang siswi yang cerdas dan penuh semangat, selalu berusaha untuk menyeimbangkan kehidupan akademis dan sosialnya. Namun, di balik senyum manis dan tawa riang, banyak intrik dan konflik yang terjadi, membuat perjalanan pertemanan ini menjadi lebih kompleks dan menarik.
read moreLensa dan Gitar
Kisah tentang seorang fotografer yang secara tak sengaja mengabadikan momen musisi jalanan yang memukau
read morePengorbanan Cinta di Bawah Cahaya Rembulan
Maya, seorang wanita muda berusia 28 tahun, adalah seorang seniman yang hidup di kota besar. Dia memiliki kepribadian yang ramah, penyayang, dan memiliki impian untuk menemukan cinta sejatinya. Di sisi lain, Reza, seorang pria berusia 30 tahun, adalah seorang pebisnis yang tangguh namun memiliki sisi romantis yang dalam. Dia juga mengalami masa sulit dalam hubungan sebelumnya.
read moreKetika Cinta Memenangkan Permainan
Permainan ketertarikan dan mengungkapkan rahasia yang mengubah segalanya
read moreDari Cupu ke Suhu
Gerald adalah seorang siswa SMA yang cupu, kutu buku, tidak terkenal, lembut, suka membaca, dan suka dengan Lala. Lala adalah seorang cewek cantik, berbicara lemah lembut, pacar Zeno, dan suka balas dendam. Zeno adalah seorang anak nakal, pacar Lala, suka membully, bicara kasar, dan suka seenaknya. Beni dan James adalah teman-teman Zeno yang juga nakal. Sarah adalah cewek cantik, teman baik Lala, tempat curhat Lala, dan pintar.
read moreDiary Diet Cinta
Cerita ini mengikuti perjuangan seorang gadis yang memulai diet untuk menarik perhatian cowok idamannya di sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, dia malah menemukan cinta yang tulus dalam persahabatan dengan seorang teman dekatnya. Cerita ini menggambarkan bagaimana perjalanan cinta bisa mengubah prioritas seseorang dan mengungkapkan keindahan yang tak terduga dalam hubungan persahabatan.
read moreTerkutuk di Rumah Berhantu: Misteri Malam yang Tak Berujung
Menceritakan tentang 5 orang anak yang bermain - main dengan rumah hantu
read more