Bisikan di Kamar Kosong

Chapter 2 : Bab 2: Bisikan dalam Kegelapan

Malam itu, Dinda mencoba untuk tenang setelah hari yang melelahkan. Namun, kegelapan di kamar kos-kosan tua itu terasa menyesakkan. Cahaya bulan yang masuk dari jendela kecil hanya memberikan sedikit penerangan, membuat bayangan-bayangan di dinding terlihat lebih hidup dan mengancam. Dinda berbaring di tempat tidurnya, mencoba untuk memejamkan mata, tapi setiap kali dia menutupnya, bisikan-bisikan kecil mulai terdengar.

Awalnya, bisikan itu seperti suara yang jauh, hampir tidak terdengar. Tapi, semakin lama, semakin jelas. Dinda mengernyitkan dahi, mencoba untuk memahami apa yang dia dengar. Bisikan itu seperti kata-kata dalam bahasa asing, atau mungkin hanya suara yang tidak memiliki arti. Tapi, ada sesuatu yang mengganggu dalam nada suara itu, sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Dinda duduk di tempat tidurnya, matanya menatap kegelapan. Dia mencoba untuk mengabaikan suara itu, berpikir bahwa itu hanya imajinasinya saja. Tapi, semakin dia mencoba untuk tidak mendengarnya, semakin keras bisikan itu terdengar. Seperti ada seseorang yang berbisik tepat di telinganya. Dia menggosok telinganya, berharap suara itu akan hilang, tapi tidak ada perubahan.

Dia kemudian bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju meja kecil di sudut kamar. Di atas meja itu ada sebuah cermin kecil yang dia gunakan untuk berdandan. Dia menyalakan lampu meja, mencari kenyamanan dalam cahaya yang redup. Tapi, ketika dia melihat ke cermin itu, sesuatu yang aneh terjadi. Bayangannya di cermin itu tidak bergerak bersamanya. Dinda menggerakkan tangannya, tapi bayangan itu tetap diam, menatapnya dengan tatapan kosong.

Dinda merasa jantungnya berhenti sejenak. Dia mencoba untuk mengedipkan mata, berpikir bahwa itu hanya ilusi. Tapi, bayangan itu tetap ada, tidak berubah. Dia bahkan mencoba untuk menggerakkan kepala, tapi bayangannya tetap menatapnya dengan tatapan yang dingin dan tidak berperasaan. Perlahan-lahan, bayangan itu mulai bergerak, tapi tidak seperti yang dia harapkan. Bayangan itu mengangkat tangannya, seolah ingin menyentuhnya.

Dinda mundur ketakutan, hampir menjatuhkan cermin itu. Dia menutup matanya, berharap bayangan itu akan menghilang ketika dia membuka matanya kembali. Tapi, ketika dia membuka matanya, bayangan itu masih ada. Hanya kali ini, ada senyuman tipis di wajah bayangan itu, senyuman yang membuatnya merasa seperti ada yang salah. Sangat salah.

Dengan gemetar, Dinda berbalik dari cermin itu, mencoba untuk tidak melihatnya lagi. Tapi, ketika dia melangkah menjauh, dia mencium bau anyir yang mulai mengisi udara. Bau itu seperti campuran antara daging busuk dan darah kering. Dinda menutup hidungnya, mencoba untuk tidak muntah. Bau itu semakin kuat, seperti ada sesuatu yang mati di dalam kamar itu.

Dinda mulai merasa ketakutan. Dia merasa seperti ada yang mengancamnya, sesuatu yang tidak bisa dia lihat tapi bisa dia rasakan. Jantungnya berdebar kencang, dan setiap suara kecil membuatnya terkejut. Dia mencoba untuk tetap tenang, tapi ketakutan itu semakin menguasainya. Dia merasa seperti tidak bisa tinggal di kamar ini lebih lama lagi, tapi dia tidak tahu harus pergi ke mana.

Malam itu, Dinda tidak bisa tidur sama sekali. Dia duduk di tempat tidurnya, matanya menatap kegelapan, mencoba untuk tidak memikirkan bisikan-bisikan itu, bayangan di cermin, dan bau anyir yang terus mengikutinya. Dia merasa seperti ada yang mengawasinya, sesuatu yang tidak berwujud tapi sangat nyata. Ketakutan itu terus menggerogoti pikirannya, membuatnya merasa seperti dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Hot Novel

Check Out Novel Terbaru

View All

Now You’re My Favorite Hello

Aisha, siswi baru di SMA, terjebak dalam dinamika hati antara Rian—sahabat sekaligus cinta pertamanya—dan sang kakak kelas misterius yang selalu menyapanya dengan hangat. Saat proyek, lomba, dan momen-momen tak terduga mempererat mereka, pilihan sulit menanti di akhir. Di malam purnama terakhir sebelum keputusan terungkap, hati Aisha bergetar: akankah ia memilih kenyamanan bersama Rian, atau keberanian merespons sapaan hangat sang kakak kelas? perjalanan mereka berujung pada satu momen yang menentukan segalanya…

read more

Menara Seratus.

Di tengah dunia yang diliputi kabut dan keputusasaan, berdiri sebuah menara raksasa yang menjulang hingga menembus awan: Menara Seratus. Tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya, atau apa yang tersembunyi di lantai teratasnya. Tapi legenda mengatakan, siapa pun yang berhasil mencapai lantai ke-100 akan diberikan satu hal — apa pun yang paling diinginkan hatinya. Ratusan petarung, penyihir, pemburu, dan bahkan bangsawan telah mencoba mendaki menara itu. Sebagian kembali gila. Sebagian menghilang. Dan sebagian... menjadi legenda.

read more

Perjalanan Sunyi Goblin: Dari Level-1 Jadi Bos Rahasia

Siapa sangka sesosok goblin yang dikira bodoh itu sejatinya menarik benang merah sistem dunia, melesat mengumpulkan EXP dari balik bayangan, hingga akhirnya segala bug dan cheat yang ia tanam malah membuatnya menjadi sosok yang paling ditakuti—bukan sebagai pahlawan, tetapi sebagai bos rahasia yang tak pernah terlihat oleh pemain lain

read more

Langit dan Luka: Kisah Cinta Dua Dunia

Seorang gadis SMA pintar dan cowok nakal yang tampak tolol—dua dunia yang bertolak belakang. Namun di balik kenakalan si cowok tersembunyi masa lalu kelam dan kejeniusannya yang hilang karena tragedi keluarga. Perjalanan mereka dari benci menjadi cinta penuh dengan konflik, perubahan, dan pengungkapan masa lalu yang mengguncang. Saat keduanya bersatu, mereka tidak hanya menyembuhkan diri sendiri, tapi juga membawa perubahan besar bagi dunia pendidikan.

read more

Kamar 404: Hotel Terlarang

Traveler menyangka hanya ingin bermalam di hotel tua, namun kamar 404 menyimpan rahasia kelam. Setiap malam, ia terperangkap dalam mimpi membunuh—seolah jiwa-jiwa pembunuh berantai yang terperangkap di kamar itu merebut kendali tubuhnya. Seiring malam demi malam berlalu, kekuatan gelap makin mencengkram, dan batas antara mimpi dan kenyataan memudar. Akankah ia berhasil menahan setan-setan ini, atau tubuhnya akan sepenuhnya menjadi milik mereka?

read more

Boneka Penukar Jiwa

Seorang anak menemukan boneka kayu kuno di rumah neneknya yang ternyata berisi roh penjaga kuno era kerajaan, yang melindungi pemiliknya dengan menukar jiwa orang terdekat. Seiring ritual demi ritual gagal dan boneka retak-pecah, seluruh keluarganya satu per satu terancam kehilangan jiwa—hingga akhirnya boneka hancur total pada malam purnama. Namun ketika semua jiwa dikembalikan, tersisa satu kehampaan: siapa yang benar-benar hilang, dan kalau roh kuno kembali bangkit, apakah masa depan mereka masih bisa diselamatkan…?

read more

Asmara Sekolah: Pandangan Pertama yang Mengubah Segalanya

Rangga, siswa baru yang ceria, langsung terpikat pada Ayla, gadis misterius nan pendiam di pojok kelas. Meski Ayla sering bersikap cuek dan jaim, Rangga tak pernah menyerah. Dari sapaan gugup di kantin, catatan hati yang terselip di loker, hingga petualangan kecil di festival buku dan pantai, mereka perlahan membuka hati satu sama lain. Namun, rintangan datang: keraguan Ayla, tekanan ujian nasional, hingga desas-desus teman sekelas. Akankah cinta tulus Rangga menembus dinding malu Ayla dan membawa mereka ke kisah manis abadi?

read more

Taman Bayangan: Lorong Terakhir

Empat sahabat SMA—Dika, Sari, Rian, dan Maya—menjadikan taman bermain tua sebagai tempat bercanda usai sekolah. Tawa mereka terhenti saat lampu taman berkedip misterius, bisikan tak kasat mata memanggil nama mereka, dan bayangan mengerikan mulai mengintai. Satu per satu mereka hilang terseret kegelapan, meninggalkan Maya terpaksa menelusuri lorong-lorong rahasia di bawah taman. Ia menemukan ritual kuno, arwah terperangkap, dan cincin misterius yang memegang kunci pembebasan—namun juga mengundang kengerian lebih besar. Saat ia berjuang meloloskan diri, rumahnya justru berubah arena pertemuan arwah sahabatnya. Dalam kepanikan dan kesedihan, bisikan di telepon dan sosok di jendela menandakan: permainan belum usai. Apa yang akan terjadi saat Maya menatap lorong terakhir yang terbuka di ambang kenyataan dan mimpi buruk?

read more