Lolongan Terakhir di Hutan Kelam

Chapter 2 : Bayangan Berbulu di Ladang Tua

Mbah Suroto membenarkan ikat kepala lusuhnya sambil melototi ladang jagung yang layu. Matahari siang itu terasa ganjil—teriknya seperti menusuk tulang, bukan sekadar membakar kulit. Tangannya yang keriput menggenggam cangkul dengan erat, meski ia tahu usaha ini sia-sia. Sejak peristiwa pembantaian hewan ternak seminggu lalu, tanaman di desa mulai mengering seolah-olah tanahnya telah kehilangan nyawa.

Suara gemeresik tiba-tiba membuatnya berbalik. Cangkul jatuh dengan gedebuk. Di sebelah pohon randu yang sudah mati, sesuatu berdiri tegak. Tingginya hampir dua setengah meter, tubuhnya ditutupi bulu hitam yang kusut seperti jelatang kering. Tapi yang membuat darah Mbah Suroto membeku adalah wajahnya—hampir manusia, tapi terlalu panjang, dengan rahang yang menjorok ke depan seperti serigala. Matanya kuning pucat, tanpa pupil, menyala seperti kunang-kunang busuk.

Makhluk itu bergerak dengan cara yang membuat perut Mbah Suroto mual. Kakinya terlalu lentur, seolah-olah persendiannya bisa berputar ke segala arah. Sebuah bau anyir menyengat—campuran antara daging membusuk dan lumpur rawa—memenuhi udara.

'D-Diam!' teriaknya dengan suara parau, tangan meraih sepotong batu. Tapi makhluk itu hanya memiringkan kepalanya dengan cara yang tidak alamiah, lehernya meregang seperti ular. Dari mulutnya yang penuh gigi hitam, keluar suara desisan yang diselingi bunyi klik, seolah sedang mencoba berbicara.

Belum sempat Mbah Suroto bereaksi, makhluk itu tiba-tiba merosot ke tanah, tubuhnya mengerut seperti kantong kosong sebelum lenyap di balik semak belukar. Yang tertinggal hanya jejak kaki besar dengan tiga jari runcing, dan sesuatu yang membuat mulut Mbah Suroto kering—boneka orang-orangan sawah yang telah disobek-sobek, dengan isi jeraminya tercerabut seperti organ dalam.

Saat para warga berdatangan dengan pentungan dan parang, mereka menemukan Mbah Suroto terduduk di depan lubang kecil di tanah. Di dalamnya terdapat sesuatu yang membuat beberapa orang muntah: jantung dari jagung, masih berdenyut-denyut lemah seperti organ hidup, mengeluarkan cairan hitam pekat yang baunya seperti belerang.

Malam itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Desa Jerambai, tak ada seorang pun yang berani masuk ke ladang. Bahkan anjing-anjing peliharaan yang biasanya galak, kini merintih ketakutan di bawah kolong tempat tidur, bulu-bulu mereka berdiri sepanjang malam.

Di kegelapan, sementara semua pintu terkunci rapat, sesuatu yang tinggi dan berbulu terlihat berjalan jinjit di antara rumah-rumah, sesekali berhenti untuk mengendus-endus celah bawah pintu. Dan ketika fajar menyingsing, para warga menemukan sesuatu yang lebih mengerikan dari kematian hewan ternak—semua orang-orangan sawah di desa telah dikuliti, dengan wajah jerami mereka tertinggal dalam ekspresi teror yang tak wajar.

Hot Novel

Check Out Novel Terbaru

View All

Si Bodoh yang Jenius

Jojo, cowok pintar yang sombong, awalnya menertawakan Maria, siswi baru cantik keturunan Chinese yang bodoh dalam pelajaran. Namun setelah dipasangkan untuk belajar bersama, Jojo perlahan kagum dengan kerja keras Maria. Maria yang dulunya selalu gagal, kini semakin berkembang berkat bimbingan Jojo. Senyuman dan semangat Maria membuat hati Jojo goyah. Semakin lama, Maria tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga menanjak pesat hingga membuat Jojo terancam. Dari hubungan guru–murid kecil-kecilan, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan hangat yang penuh ketegangan batin karena persaingan.

read more

Lolongan Terakhir di Hutan Kelam

Di sebuah desa terpencil dekat hutan, serangkaian kematian brutal terjadi. Hewan ternak dan manusia ditemukan tewas dengan tubuh tercabik. Arman, seorang pemuda desa, mulai menemukan bahwa keluarganya terikat kutukan manusia serigala. Saat ayahnya berubah menjadi monster, rahasia kelam keluarga terkuak. Arman harus melawan bukan hanya ayahnya, tapi juga roh serigala purba yang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dengan pisau bulan, ia berusaha menghentikan kutukan, namun setiap langkah justru menyeretnya semakin dalam ke dalam kegelapan.

read more

Sehabis Mencintai, Aku Belajar Melepaskan

Kisah Rania bermula dari cinta yang begitu dalam, namun meninggalkan luka yang menghancurkan. Ia berusaha bangkit di tengah kebingungan, dihadapkan pada pilihan antara Adi—cinta lama yang kembali meminta kesempatan—dan Damar, sahabat yang tulus namun diam-diam mencintainya. Di perjalanan, Rania menemukan bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan pada kenangan, tapi juga berani membuka pintu baru. Apakah Rania akan memilih cinta yang pernah menyakitinya, atau cinta baru yang penuh ketenangan?

read more

Kucing

kucing menjadi harimau

read more

hello

berubah mentality kucing

read more

30 menit

Novel ini menceritakan pengandaian dari rani jika saja 30 menitnya lebih baik

read more

Primadona Mengejar Pecundang

Dita, primadona dan peringkat pertama SMA Permata Kasih, awalnya menganggap Zeno sebagai siswa bodoh tak berguna. Namun saat melihat keteguhan dan potensi tersembunyi Zeno, ia justru berbalik jatuh hati dan bertekad membimbingnya. Tak disangka, Zeno bukan hanya menyusulnya, tapi mengalahkannya—baik dalam pelajaran, maupun dalam permainan perasaan......

read more

Bukan Untuk Kita Bertiga

Rani, Dira, dan Aldo bersahabat sejak kuliah. Namun semuanya mulai berubah saat Rani diam-diam jatuh cinta pada Aldo, yang ternyata memiliki perasaan pada Dira. Dira, yang menyadari hal itu, mencoba menjauh demi menjaga persahabatan mereka, tapi justru menyebabkan konflik batin yang lebih besar. Kisah ini menggambarkan cinta yang tidak bisa dimiliki tanpa menghancurkan sesuatu yang lain.

read more

Bukan Gamon

Vira baru saja putus dari Hamdan dan merasa dunia runtuh. Ia gagal move on, hingga Hadnyan—teman mantan yang dikenal cuek dan introvert—tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Sifat Hadnyan yang suka jahil tapi tidak pernah benar-benar hadir membuat Vira bimbang: nyaman, tapi terluka. Siklus hadir-menghilang Hadnyan membuat Vira kelelahan secara emosional, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Namun, Hadnyan yang selama ini diam mulai berubah. Perasaan mulai jujur disampaikan, luka mulai diobati.

read more