Guru Private dan Kelas Rahasia
Chapter 4 : Harapanku untukmu
Lengan kaos kakinya terurai tak beraturan, menyisakan seutas benang janji yang tercekik di bawah lutut. Napas Shilla berputar di antara denyut tak tertahankan dan patah-patah kata; ia ingin berteriak tolong namun getar lidahnya terjebak dalam lapisan garam tua di pipa hidung yang tersumbat. Sinar lampu baca keropos merangkak di sekujur leher Pak Danu, melukai tiap kubang yang menampung kebesaran tak tentu. Tangan keringnya itu bergerak pelan, seperti jamur yang bertelur, dengan jarum jarang yang menyisipkan sesuatu yang mirip janjinya di sekolah minggu.
'Ini... ini untukmu, Shilla,' bisik jidatnya yang mengusik tulang pelipisnya, 'dengan nilai ini, kau akan terus lahir.'
Rasanya sendi pahanya berlubang, danau gelap tiba-tiba mengambang di ambang matanya. Ia melihat kembali wajah ibunya yang pucat di kejauhan—tangan ibu menghitung uang receh dari tabungan emas rusak, suara ibunya menggerutu *"Kalau jadi guru beginian kamu akan seperti kami"* terbakar di belakang giginya. Jari-jari Pak Danu menari lambat di sekitar senyum hijaunya di lehernya, seperti menyusun potongan puzzle yang ia sendiri tidak pahami.
Rongga ruangan terasa mengerikan seperti gigi raksasa yang terobati. Di balik bahu yang gemetar, dinding marmer mulai menetes lendir pedas. Bau kayu manis itu kini seperti cairan beracun, memenuhi mulut dan hidung seolah ia tenggelam dalam limbah wewangian. Ia mendengar suara ibunya di kejauhan—*kilau tusuk gigi emas dalam lipatan cetakan simpanan*—dan pak Danu di dekatnya yang mulai menekan tali pengikat itu, tali yang kini melilit tulang rusuknya seperti sabuk berlubang.
"Pak... pak saya akan..." suaranya meluncur tak akan lahap. Ia ingat kamar kecil sekolah dengan toilet yang bersuara, bagaimana ia memeluk panduan revisi sambil jempolnya jepit dadu untuk menahan pusing. Dalam bayangan itu, ada jemarinya sendiri yang akan naik ke etalase hadiah sempurna, sisa keluarga yang akan tersembuhkan dengan nilai A matematika. Tapi di sini, tali pengikat itu mulai membungkuk, melewati tulang sendi tangan kanan Pak Danu yang kini tertancap pada kepalanya.
Mata ibunya mulai mengelap rongga ruangan, bayangannya seperti spidol hilang yang menggosok-tepis di sana-sini. Di bagian dada Shilla, ingatan utang pengobatan ayahnya mengeluarkan nyeri yang puas, bagai rantai berkarat yang berteduh dari langit-langit yang mencret debu. Setiap jeda napas yang ia perintahkan untuk tertahan, ternyata nyaring di telinga kecil cacing di ruangan.
Suara langkah Pak Danu seolah berubah tempat, terpisah darinya sendiri seolah ia tengah berbicara dengan ulat keong yang berlubang. Saat ia berbisik, Shilla merasakan kulitnya disebut-sebut seperti buku mendiang berlonjak warna, teksnya terkunci. Perlahan, jas Pak Danu itu mulai mengalir ke arahnya, seperti air pembentuk sungai yang sembunyi, menyatukan diri dengan tali pengikat yang telah melingkari pergelangan kaki, pahanya, lengan, dan sekarang menggosongi kerah dadanya.
Di puncak kegelapan, ia melihat tubuh ibu di masa lalu yang melengkung kesakitan dalam tunas sayur tidak matang. Itu terima Kasih mengenang sayuran ala kadarnya yang kini menjadi bisikan _"Bayarlah untuk kesembuhan"_ di tengah gelap-gelapan. Ia bergegas perhitungan nominal tagihan sekolah, tapi angkanya justru bercabang seperti duri dalam sayatan leher. Suara jam menyungging parfum kayu lapis yang membusuk, dan waktu berputar tak lagi berbentuk lingkaran—hanya hiruk-pikuk ketidakjelasan antara penaklukan fisik atau usulan darurat.
Matahari telah menyapu pintu kecil berlapis kaca hampa, tapi nafas Pak Danu justru membekukan ruangan. Ia merasakan getah marmer menetes dan mulai menutup setiap pori ruangan, seperti cairan pembungkusan untuk sebuah korban yang pasti akan terlupakan. Dalam bisu penjara napas, ia menjeritkan janji-janji mengenai beasiswa tiga bulan lagi, sementara jari-jari itu tetap menyusup sebagai pelajaran terakhir yang kejam. _"Ini hanyalah bagian dari perhitungan kehidupan, Shilla,"_ geram bisikan yang seolah keluar dari ribuet dinding.
Kain celana pendeknya makin seringga, dinding marmer yang dahulu pernah ia duduki untuk menghitung rumus kini kembali mencambuknya dari setiap sudut. Bayangan ayahnya yang patah tulang kaki muncul tiba-tiba di debu menitikan, tubuhnya yang tak mampu bergerak seakan menjadi cacing dalam benang operasi pak Danu. Shilla mengelus lobang di jidatnya, membiarkan air matanya mengairi buku-buku di kanan kiri, seolah-olah tinta kuno itu akan berubah takdirnya.
Tali itu semakin beraeroklastik, mengikat seluruh masa depannya dalam lingkaran berdarah. Di bawah kebeningan keputusasaan, ia menyadari sesuatu. Jam dinding yang berdetak lambat itu, ternyata sedang menjalankan putaran mundur.

Now You’re My Favorite Hello
Aisha, siswi baru di SMA, terjebak dalam dinamika hati antara Rian—sahabat sekaligus cinta pertamanya—dan sang kakak kelas misterius yang selalu menyapanya dengan hangat. Saat proyek, lomba, dan momen-momen tak terduga mempererat mereka, pilihan sulit menanti di akhir. Di malam purnama terakhir sebelum keputusan terungkap, hati Aisha bergetar: akankah ia memilih kenyamanan bersama Rian, atau keberanian merespons sapaan hangat sang kakak kelas? perjalanan mereka berujung pada satu momen yang menentukan segalanya…
read more
Menara Seratus.
Di tengah dunia yang diliputi kabut dan keputusasaan, berdiri sebuah menara raksasa yang menjulang hingga menembus awan: Menara Seratus. Tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya, atau apa yang tersembunyi di lantai teratasnya. Tapi legenda mengatakan, siapa pun yang berhasil mencapai lantai ke-100 akan diberikan satu hal — apa pun yang paling diinginkan hatinya. Ratusan petarung, penyihir, pemburu, dan bahkan bangsawan telah mencoba mendaki menara itu. Sebagian kembali gila. Sebagian menghilang. Dan sebagian... menjadi legenda.
read more
Perjalanan Sunyi Goblin: Dari Level-1 Jadi Bos Rahasia
Siapa sangka sesosok goblin yang dikira bodoh itu sejatinya menarik benang merah sistem dunia, melesat mengumpulkan EXP dari balik bayangan, hingga akhirnya segala bug dan cheat yang ia tanam malah membuatnya menjadi sosok yang paling ditakuti—bukan sebagai pahlawan, tetapi sebagai bos rahasia yang tak pernah terlihat oleh pemain lain
read more
Langit dan Luka: Kisah Cinta Dua Dunia
Seorang gadis SMA pintar dan cowok nakal yang tampak tolol—dua dunia yang bertolak belakang. Namun di balik kenakalan si cowok tersembunyi masa lalu kelam dan kejeniusannya yang hilang karena tragedi keluarga. Perjalanan mereka dari benci menjadi cinta penuh dengan konflik, perubahan, dan pengungkapan masa lalu yang mengguncang. Saat keduanya bersatu, mereka tidak hanya menyembuhkan diri sendiri, tapi juga membawa perubahan besar bagi dunia pendidikan.
read more
Kamar 404: Hotel Terlarang
Traveler menyangka hanya ingin bermalam di hotel tua, namun kamar 404 menyimpan rahasia kelam. Setiap malam, ia terperangkap dalam mimpi membunuh—seolah jiwa-jiwa pembunuh berantai yang terperangkap di kamar itu merebut kendali tubuhnya. Seiring malam demi malam berlalu, kekuatan gelap makin mencengkram, dan batas antara mimpi dan kenyataan memudar. Akankah ia berhasil menahan setan-setan ini, atau tubuhnya akan sepenuhnya menjadi milik mereka?
read more
Boneka Penukar Jiwa
Seorang anak menemukan boneka kayu kuno di rumah neneknya yang ternyata berisi roh penjaga kuno era kerajaan, yang melindungi pemiliknya dengan menukar jiwa orang terdekat. Seiring ritual demi ritual gagal dan boneka retak-pecah, seluruh keluarganya satu per satu terancam kehilangan jiwa—hingga akhirnya boneka hancur total pada malam purnama. Namun ketika semua jiwa dikembalikan, tersisa satu kehampaan: siapa yang benar-benar hilang, dan kalau roh kuno kembali bangkit, apakah masa depan mereka masih bisa diselamatkan…?
read more
Asmara Sekolah: Pandangan Pertama yang Mengubah Segalanya
Rangga, siswa baru yang ceria, langsung terpikat pada Ayla, gadis misterius nan pendiam di pojok kelas. Meski Ayla sering bersikap cuek dan jaim, Rangga tak pernah menyerah. Dari sapaan gugup di kantin, catatan hati yang terselip di loker, hingga petualangan kecil di festival buku dan pantai, mereka perlahan membuka hati satu sama lain. Namun, rintangan datang: keraguan Ayla, tekanan ujian nasional, hingga desas-desus teman sekelas. Akankah cinta tulus Rangga menembus dinding malu Ayla dan membawa mereka ke kisah manis abadi?
read more
Taman Bayangan: Lorong Terakhir
Empat sahabat SMA—Dika, Sari, Rian, dan Maya—menjadikan taman bermain tua sebagai tempat bercanda usai sekolah. Tawa mereka terhenti saat lampu taman berkedip misterius, bisikan tak kasat mata memanggil nama mereka, dan bayangan mengerikan mulai mengintai. Satu per satu mereka hilang terseret kegelapan, meninggalkan Maya terpaksa menelusuri lorong-lorong rahasia di bawah taman. Ia menemukan ritual kuno, arwah terperangkap, dan cincin misterius yang memegang kunci pembebasan—namun juga mengundang kengerian lebih besar. Saat ia berjuang meloloskan diri, rumahnya justru berubah arena pertemuan arwah sahabatnya. Dalam kepanikan dan kesedihan, bisikan di telepon dan sosok di jendela menandakan: permainan belum usai. Apa yang akan terjadi saat Maya menatap lorong terakhir yang terbuka di ambang kenyataan dan mimpi buruk?
read more