Bukan Untuk Kita Bertiga
Chapter 4 : Hujan dan Rintik Rindu
Tetes hujan menempel di jendela kamar Rani seperti kristal-kristal kecil yang berkilau. Suhu tubuhnya masih tinggi, tapi pipinya memerah bukan hanya karena demam saat mendengar suara ketukan di pintu. 'Ran, aku Aldo. Boleh masuk?'
Dengan gemetar, Rani merapikan rambutnya yang kusut dan menyemprotkan pewangi ruangan cepat-cepat. Aldo masuk membawa aroma hujan dan wangi sup ayam yang menguar dari kantong plastik di tangannya. 'Aku bawa makanan sehat buat pasien bandel,' candanya sambil menyibak tirai jendela untuk memberi sedikit cahaya.
Ruangan yang semula pengap seketika terasa hidup. Rani memperhatikan bagaimana Aldo dengan cekatan menyiapkan makanannya di atas nampan kayu, tangan-tangan lentiknya bergerak lincah membuka kotak-kotak makanan. 'Ini sup berbintang lima dari warung langgananku,' ejaknya sambil meniup sendok berisi kuah hangat, 'sudah, jangan malu-malu. Aku tahu kamu belum makan.'
Perbincangan mengalir seperti air hujan di talang. Aldo bercerita tentang rencananya melanjutkan studi ke Jerman, matanya berbinar-binar saat menggambarkan kampus tua dengan menara menjulang. 'Aku sudah mengumpulkan brochurenya sejak semester 5,' ujarnya sambil mengeluarkan lipatan kertas dari dompet yang sudah usang. Rani diam-diam menghafal setiap garis senyumnya, menyimpan gambaran itu di memorinya seperti foto berharga.
Matahari senja mulai menyembul dari balik awan ketika Aldo tiba-tiba terdiam. 'Kamu tahu nggak sih, Ran,' ujarnya sambil memainkan sendok plastik, 'ada seseorang di kampus yang... spesial.' Rani merasa jantungnya berhenti berdetak. 'Dia itu...' Aldo menghela napas, 'pintar, ambisius, dan punya selera humor yang nyambung sama aku.'
Potongan wortel di sendok Rani jatuh kembali ke mangkuk. Dunia seolah bergerak dalam gerak lambat saat Aldo melanjutkan, 'Aku nggak tahu apakah dia ngerasain hal yang sama. Tapi setiap kali ngobrol sama dia, rasanya kayak... ada kembang api di dada.'
Air mata panas menggenang di pelupuk mata Rani. Ia pura-pura batuk untuk menutupi suara gemetarnya. 'Kenapa nggak kamu coba dekati?' tanyanya seakan sedang membicarakan cuaca. Aldo mengangkat bahu, 'Aku masih takut merusak hubungan pertemanan kami. Lagipula...' matanya menatap hujan di luar jendela, 'dengan rencana ke Jerman ini, apakah adil baginya?'
Malam mulai turun ketika Aldo akhirnya berpamitan. Rani memeluk erat gulingnya, menatap kertas brochur Jerman yang tanpa sengaja tertinggal di kasur. Air matanya akhirnya tumpah ketika mendengar pesan singkat dari Aldo: 'Thanks udah mau dengerin cerita galauku. Kamu temen terbaik, Ran. Cepat sembuh ya!' disertai emoticon pelukan.
Di luar, hujan kembali turun membasahi jalanan. Rani menyentuh jendela yang berembun, menggambar hati kecil dengan jarinya yang masih demam. Ia tahu hatinya harus ikhlas seperti tanah yang menerima hujan - meski terkadang hujan itu membawa angin yang mengoyak-koyak kelopak bunganya yang belum sempat mekar.

Si Bodoh yang Jenius
Jojo, cowok pintar yang sombong, awalnya menertawakan Maria, siswi baru cantik keturunan Chinese yang bodoh dalam pelajaran. Namun setelah dipasangkan untuk belajar bersama, Jojo perlahan kagum dengan kerja keras Maria. Maria yang dulunya selalu gagal, kini semakin berkembang berkat bimbingan Jojo. Senyuman dan semangat Maria membuat hati Jojo goyah. Semakin lama, Maria tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga menanjak pesat hingga membuat Jojo terancam. Dari hubungan guru–murid kecil-kecilan, hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan hangat yang penuh ketegangan batin karena persaingan.
read more
Lolongan Terakhir di Hutan Kelam
Di sebuah desa terpencil dekat hutan, serangkaian kematian brutal terjadi. Hewan ternak dan manusia ditemukan tewas dengan tubuh tercabik. Arman, seorang pemuda desa, mulai menemukan bahwa keluarganya terikat kutukan manusia serigala. Saat ayahnya berubah menjadi monster, rahasia kelam keluarga terkuak. Arman harus melawan bukan hanya ayahnya, tapi juga roh serigala purba yang berusaha mengambil alih tubuhnya. Dengan pisau bulan, ia berusaha menghentikan kutukan, namun setiap langkah justru menyeretnya semakin dalam ke dalam kegelapan.
read more
Sehabis Mencintai, Aku Belajar Melepaskan
Kisah Rania bermula dari cinta yang begitu dalam, namun meninggalkan luka yang menghancurkan. Ia berusaha bangkit di tengah kebingungan, dihadapkan pada pilihan antara Adi—cinta lama yang kembali meminta kesempatan—dan Damar, sahabat yang tulus namun diam-diam mencintainya. Di perjalanan, Rania menemukan bahwa hidup bukan hanya tentang bertahan pada kenangan, tapi juga berani membuka pintu baru. Apakah Rania akan memilih cinta yang pernah menyakitinya, atau cinta baru yang penuh ketenangan?
read more
Primadona Mengejar Pecundang
Dita, primadona dan peringkat pertama SMA Permata Kasih, awalnya menganggap Zeno sebagai siswa bodoh tak berguna. Namun saat melihat keteguhan dan potensi tersembunyi Zeno, ia justru berbalik jatuh hati dan bertekad membimbingnya. Tak disangka, Zeno bukan hanya menyusulnya, tapi mengalahkannya—baik dalam pelajaran, maupun dalam permainan perasaan......
read more
Bukan Untuk Kita Bertiga
Rani, Dira, dan Aldo bersahabat sejak kuliah. Namun semuanya mulai berubah saat Rani diam-diam jatuh cinta pada Aldo, yang ternyata memiliki perasaan pada Dira. Dira, yang menyadari hal itu, mencoba menjauh demi menjaga persahabatan mereka, tapi justru menyebabkan konflik batin yang lebih besar. Kisah ini menggambarkan cinta yang tidak bisa dimiliki tanpa menghancurkan sesuatu yang lain.
read more
Bukan Gamon
Vira baru saja putus dari Hamdan dan merasa dunia runtuh. Ia gagal move on, hingga Hadnyan—teman mantan yang dikenal cuek dan introvert—tiba-tiba muncul dalam hidupnya. Sifat Hadnyan yang suka jahil tapi tidak pernah benar-benar hadir membuat Vira bimbang: nyaman, tapi terluka. Siklus hadir-menghilang Hadnyan membuat Vira kelelahan secara emosional, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Namun, Hadnyan yang selama ini diam mulai berubah. Perasaan mulai jujur disampaikan, luka mulai diobati.
read more